Jumat, 21 November 2008

Tentangmu...

Terlalu indah..terasa tenang…
Dalam dekapan cinta sucimu
Dalam untaian kenangan kasihmu
Yang tak mudah tuk dilupakan
Yang tak dapat ku tepis
Engkaulah segalanya bagi hidupku

Mungkin kata-kataku slama ini
Tak dapat menjelaskan…apa yang kurasakan
Apa yang kupikirkan…apa yang kubayangkan

Saat memandangmu
Bukanlah lelucon atau tontonan sirkus
Mungkin kebenaran yang kuutarakan…
Merupakan sesuatu yang tak mungkin kau percaya
Mungkin kau tak tahu
Berartinya dirimu untukku
Bagaikan makanan tuk kenyangkan perut

Ada 1001 kata yang telah mengalir dibenakku
Tapi tak satupun yang mampu kuucapakan
Resah gundahpun hilang seketika, saat kubersanding denganmu
Yang pasti senyummu adalah titianku
Tuk raih harapanku

Perjumpaan Sekejap

Datang…
Diam tak menyapa
Tak saling menyayang
Pandangan tertuju, tak dibalas
Saat lengah, berbalik
Hanya beberapa kata tanya
Dengan memberikan jawaban singkat
Getar pena di kertas terlihat
Roman wajah memalu nampak
Bagaimana bertingkah?
Setankah atau malaikatkah yang menang?
Dikejauhan sahabat, hal penting dibawa
Sambutan angin tersenyum
Mengerti kenyataan, pergi kesepian
Konsentrasi bubar, mata tak diam
Gurauan hanya selingan, hati ke sang surya
Bersinar lama, lelah menunggu…
Kembali ke asal, datanglah hujan…
Tak dibayang
Muncul di pelipis
Bilakah harapan kan terkabul?

Rintihan Jiwa Yang Goyah

Yaa Allah…
Jadikan hidupku sebagai tambahnya kebaikanku
Jadikan matiku sebagai istirahatnya segala kejahatanku
Alhamdulillah…
Kau memberiku rizki sehingga aku tidak kelaparan
Karna sesungguhnya lapar itu seburuk-buruk teman tidur
Dan jagalah aku dari khiyanat
Karna sesungguhnya khianat itu sejahat-jahat kawan yang dekat
Wahai dzat yang membelokkan hati orang
Belokkanlah hatiku untuk istiqomah dan taat kepadaMu

Yaa Allah…
Perbaikilah agamaku yang merupakan pokok kepentinganku
Perbaikilah duniaku karna didalamnya adalah kehidupanku
Perbaikilah akhiratku karna kepadanya tempat kembaliku

Yaa Robbi…
Hidupkanlah aku seperti hidupnya para ulama
Matikanlah aku seperti matinya para syuhada’
Jadikanlah aku pada hari kiamat dalam golongan para aulia
Masukkan aku ke surgamu beserta para anbiya’

Kamis, 20 November 2008

Bayangan Kekasih (Rasulullah SAW)

Kedua pelipismu bercahaya cemerlang
Rambutmu hitam pekat bagaikan malam gelap gulita
Hidungmu mancung bagaikan huruf alif tegak
Mulutmu bagaikan huruf mim bulat
Keningmu bagaikan huruf nun lengkung
Pendengaranmu dapat mendengar geritan kalam di lauh mahfudz
Penglihatanmu dapat menembus sampai langit ketujuh
Kedua tanganmu menampakkan berkah pada makanan dan minuman
Hatimu tidak lalai dan tidak pula tidur
Tapi senantiasa berhidmat & ingat kepada Allah
Bila disakiti, kau ampuni & tidak membalas dendam
Bila dihina, kau diam & tak menjawab
Wahai kekasih termulya bak untaian mutiara dan emas murni
Orang yang memujimu merasa kekurangan
Walaupun dengan mengerahkan seluruh kekuatannya
Orang yang mengabarkan sifatmu
Merasa tak sanggup melukiskan apa yang meliputimu
Dari tingkah laku yang mulia dan pemurah
Semua yang ada mengisyaratkanmu
Karna engkaulah yang menjadi tujuan
Kau dilahirkan dalam keadaan sujud, bersyukur dan memuji
Wajahmu bagaikan bulan purnama yang sempurna
Engkaulah cahaya diatas cahaya
Engkaulah pelita setiap hati
Engkaulah teladan yang jernih & menyejukkan
Yaa habibi…
Penuh orang yang memohonkan rahmat untukmu
Tunduk bersimpuh dihadapanmu
Kepadamu kayu-kayu rintih menangis
Padamu jua curahan rahmat Allah

Penantian Terakhirku...

Di pembaringan terakhir
Di tidur panjangku
Ku tau ini pasti terjadi
Hanya tinggal menunggu izrail datang menjemput
Kadang ku berfikir
Tak seorangpun bisa menolongku
Karna ini takdir Ilahi
Berpamitan pun ku tak sempat
Bagaimana nasibku nanti jika tak kau terima amalku?
karna ku tak kuasa menerima siksaMu
bilakah kudapatkan penyejuk yang kau janjikan?
Tapi pantaskah untukku?
Nerakakah…syurgakah…itu tak berarti untukku
Yang kupinta hanya RidhoMu

Akankah kau kabulkan harapku?
Tuk persiapkan hadirnya ajalku
Hanya doa dan pasrahku
Yang mengiringi setiap langkahku…

KALUT

Diramainya mall malam
Lalu lalang manusia berjejalan
Sesak ku tahan tapi tak padam
Mengusir luka singgah di perbatasan
Bayangan kelabu membungkam pelupuk mata
Apa daya terindu tak merasa

Hanya memori tinggal bayangan
Berharap bualan jadi impian
Memangkah dunia sedang tertawa
Karna menanti hukum karma kan tiba

Aib diri patutlah ditimbang
Tuk persiapkan masa yang akan datang
Hati resah jiwa hampa…
Usia tambah tapi tak dewasa
Apa tau hawa bersedih
Kemana perginya sang kekasih?

Bunga mawar layu ditangan, entah mengapa…
Pikiran melayang terbawa angin
Gemuruh air terjun tak berarah
Tanpa sebab ikan tak dapat
Kilauan raga yang tlah pudar
Goresan darah yang tak bermakna
Dalam sebuah ketidakpastian…
Kerelativitasan…
Hadirlah Einstein mudaku

Yang Hilang

Jiwa hampa tak terarah
Dirudung kekalutan yang menggema
Ikan hidup tapi tak basah
Hanya tinggal raga dan sukma
Kemana kucari? Dimana kutemukan?
Pergi menghilang…tanpa jejak sedikitpun
Kurasa, bersama
Entah siapa lagi
Kembali ataukah tidak, hanya IradahMu
Mungkin kubertanya, jika tiada peduli
Prasangka tak bisa divonis
Kesabaran sedang di uji
Doaku kekuatanku…
Kutagih janjiMu
Sampai kapan lagi kumenunggu
Matahari bersinar di malam sunyi

Kehadiranmu

Kulupakan…kau datang
Tak ada harapan…kau mulai berikanku
Aku dekat, engkaupun terima
Ruangkupun terisi
Gemerlap bintang, desis ombak bersahutan di pantai
Sinarlah daun menguning, berbagi tetesan hujan
Ku tau mendung kan datang, hanya menunggu pergantian bulan
Burung bernyanyi tak kuhiraukan
Hanya memandang madu sang kumbang
Biarkan setan asyik menggoda
Pintu surga serasa terbuka
Buah dimakan, biji dibuang
Bak kacang lupa kulitnya
Yakin usaha tapi tak sampai
Apa makna dibalik ini?
Hanya hikmah yang aku pikir
Walau sesal numpang parkir
Tak hentinya aku berdzikir
Ku dapat patung yang tak terukir
Sampai kapan jiwa terbelah?
Salah apa duka nestapa
Hamba hanya menyerah pasrah
mukjizatMulah yang aku damba

DIA

Padahal Engkau tahu…
Disaat Kau dekatkan aku dengan impianku, aku bertambah dekat denganMu
Gundah resahku datang dikala kau uji aku
Tak henti-henti pula aku memohon padaMu

Dengarlah…
Kutulis sajak merah dilembar putihku
Laksana bongkahan batu keluar dari dadaku
Kurasakan setiap malam, dari hati nurani terdalam
Apalah yang bisa kulakukan…
Kuterbang tapi kuterjatuh
Ku tau pasti kudapatkan
Malang melintang sayapku rapuh
Kuhentak-hentakkan…
Namun hembusan angina kencang membuatku seakan tercekik
Anganku terbuai melayang
Harapku impianku…
Sedihku doaku…
Ku memohon janjiMu
Pelipur lara hati merindu
Pasrahku hanya padaMu
Kuterbangun dari ketidaksadaranku
Tiada penyembuh lukaku
Selain dirimu…dan ridho Tuhanku

I..L..U

Rasanya…
Panah cintamu begitu tajam menusuk kalbu
Sehingga ku tak mampu lagi menanggung derita asmara ini
Yang semakin lama membuatku dilemma
Kenapa berulang kali masih terus kucoba
Ku tak mengerti akan diriku ini

Gundah resah semakin mengembara
Seiring dengan mendalamnya rasa ini
Gejolak jiwa semakin tak berarah
Seakan ku hidup di dalam peti
Sesak…bungung…penat…
Apakah terlalu menyanjungmu
Hingga kuteringat pada semua kebaikan

Perhatianmu…
Kasih sayangmu…
Canda tawamu…
Satu lagi yang slalu membias dimataku adalah senyummu

Bagiku kau adalah istimewa
Kau buat ku sembuh dari sakitku
Kau buat ku bahagia dari sedihku
Kau buat ku kenyang dari laparku
Kau buat ku segar dari dahagaku
Kau impianku dulu, kau pujaanku dulu
Dan kau adalah cita-citaku dulu, sekarang dan selamanya…

Sehari bersamamu
Seolah ku mengenalmu 1000 tahun
Saat itu…
Kau buat impian dan cita-citaku menjadi nyata
Kau beri semua yang tak terpikir
Ku pegang tanganmu…
Kau benar-benar ada
Ku sentuh wajahmu…
Kau benar-benar ada
Ku belai rambutmu…
Kau benar-benar ada
Ku dekap tubuhmu…
Kau benar-benar ada

Tapi mengapa semua terjadi hanya sekejap
Kau pandangi aku sebelum kepergianku
Sampai tak ingin ku meninggalkanmu
Satu pesan darimu “Jangan nakal ya!”, akan selalu ku ingat

Setelah kesendirianku
Ku benar-benar mengerti
Bahwa I-Love-U…

Sabtu, 15 November 2008

ILAHIKU...

Kesalahan telah menutupku dengan pakaian kehinaan
Jauh dariMu telah membungkusku dengan jubah kerendahan
Wahai cinta dan dambaku…
Wahai angan dan harapanku…
Aku pasrah berserah padaMu
Samapai izroil mencabut nyawaku

Hidupkan aku dengan hujan kasihMu
Sadarkan aku dengan hangatnya nafasMu
Sadarkan aku dengan lembutnya sentuhanMu
Tidak kudapat penyembuh lukaku
Selain diriMu..
ILAHIKU…
Selamanya…

By : Sukma Azkiyah

Kebimbangan Hati

Meniti jalan hidup
Mencari arah pasti
Menelusuri kebimbangan hati
Menuai tujuan diri

Berusaha mengakhiri, melangkah pergi dan meninggalkan
Namun hanya bertahan beberapa hari
Melebur..meminta ampun
Namun sifat picik datang menghampiri

Sejenak ingat hakikat
Sejenak pula kembali maksiat
Hujan air mata tak segan membanjiri
Mimpi indah pudar seketika
Khayalan semu enggan kembali
Berharap tuk lupakan luka

By : Sukma Azkiyah

Perjuangan Hidup

Tapak demi tapak coba kujejak
Walau dingin tikam raga
Walau jurang lambai memanggil
Namun kutetap langkah dengan tapak kecilku
Tuk gapai puncak altar asa

Obat luka hanya masa
Obat dosa hanya doa
Tiada kebenaran selain hati nurani
Tiada yang abadi selain Ilahi
Tiap jalan ada simpang
Muara pendewasaan diri

Tiada dosa besar bila beriring istigfar
Pasrah tapi bukan menyerah
Hidup itu berjuang dan belajar
Jika kau bosan hidup, berhentilah hidup
Jadilah kamu kehinaan abadi

Malam itu mega selimuti cakrawala
Sang bintang enggan menari
Rembulan pun tersenyum syahdu
Seakan mereka tahu prahara dihati
Tapi, semua berlalu seiring datangnya mentari

By : Ca’ Eco

Kembali PadaMu...

Wahai penguasa hati
Wahai pemilik cinta
Kubuka peningal diri
Tuk masa depan abadi
Tuk tujuan hakiki
Satu niat…
Perbaiki diri, harapkan sendiri
Tuk raih ridho Ilahi
Yang kan damaikan hati
Selamanya…
Luruskan langkah
Karna tau hamba kan kembali
Menghadap disisiMu lagi…

By : Sukma Azkiyah

Selimut Resah

Sore tlah tiba
Sang surya tlah terbenam
Lelah aku menanti
Gelisah hati yang slalu berharap

Goresan pena yang slalu ada
Tanpa ditulis sajak muncul didada
Asa dan iba datang melanda
Meratapi bunda yang gugur dipersada

Lembaran putih menjadi saksi
Saksi bisu ketulusan hati
Cinta hamba sedang diuji
Sabarkah gerangan menghadapi
Salahkah jalan yang kuambil?
Meniti langkah mencapai tujuan

By : Sukma Azkiyah

Janji...

Dalam setiap lamunan…
Hadirmu membias nyata di pelipis mata
Namamu terukir jelas dibongkahan dada
Senyummu nampak mesra penuh harapan
Langkahmu menapak pasti akan tujuan
Janjimu membawa arti penuh makna
Karna kurasakan dengan cinta

By : Sukma Azkiyah

CINTAMU...

Kucoba alihkan dirimu dari ingatanku
Asa dan rasa slalu menyelimuti diri
Keberadaan tak hingga, entah sampai kapan
Bilakah datang pelangi malam?

Sikap dan tingkah laku hanya sesaat
Buktikan perkataan yang memuat
Keterikatan dua dara yang sedang dihujat
Bilakah kesetiaan kan terlihat?

Melepas lelah hunian seseorang
Usaha nyata berakhir sia-sia
Relakan impian, selera terbuang
Hamba hanya sosok manusia
Pasrahkan hati, jika terlarang
Menoreh luka lama, trauma dikekang pergi
Membawa sepenggal nama, tuk disimpan dalam sanubari

Kekuatan cinta membuatku berarah
Keterpurukan cinta membuatku melemah
Mengapa kau hadir mengusikku?
Mengapa kau izinkan berlabuh dihatiku?
Salahkah kumengartikanmu?
Aku disini mengingat dirimu, kumenangis tanpa air mata
Kuakui kamulah cintaku, kamulah harapanku
Mungkinkah…aku bukan untukmu?

By : Sukma Azkiyah

Jawablah Cinta...

Ternyata…
Yang slama ini kucari, semua ada didirimu
Bahasa kasihmu memahamiku dalam suka duka
Lagu yang kau nyanyikan saat itu
Membawaku masuk dalam istana kedamaian bersamamu
Tirai cinta kaubuka hanya dengan tanda
Sebenarnya kau mampu bukan?

Relung hatiku semakin rapuh jika kujauh darimu
Jiwa hampaku semakin lelah untuk menunggumu
Benarkah untukku?
Tak kutemukan setitik noda atau langit menghitam
Karna yang kuinginkan “One Forever”
Kau tercipta hanya untukku bukan?

By : Sukma Azkiyah

Akhirnya...

Semua keraguan terjawab
Hanya dengan kejujuran yang tulus
Kesetiaan diuji tuk raih kebahagiaan abadi
Hanya keikhlasan seseorang yang dapat merubah segalanya
Do’a dan pasrah yang mengiringi tiap langkah
Kisah misterius yang telah lama kau simpan
Ternyata dapat kuungkap dengan sedikit pengorbanan
Kemarin…
Saat kubuka mata, kau ada…
Duduk bersila menghadapNya
Entah apa yang kau pinta, aku tak tahu…
Jiwa aman dan tenang ketika bersanding
Tujuan nyata ketika terdengar bisikan
Tambang kasihmu kau tujukan seolah-olah hanya untukku
Lembut sentuhanmu…
Hangat tubuhnu…
Tatapan bola matamu…
Masih terasa saat ini, karana tak kuasa kuhilangkan

By : Sukma Azkiyah

GALAU...

Rindunya hati
Semakin membuatku tersiksa
Resahnya jiwa
Semakin membuatku gelisah
Disini…
Kuselalu teringat dirimu
Teringat tentang kita
Membias kebisuan yang tersimpan
Saat pejamkan mata sesaat
Yang tak mungkin terulang lagi
Disana…
Kau bilang selalu teringatku
Kau bilang sayang diriku
Bahkan kau bilang selalu merindukanku
Tapi benarkah apa yang kau ucap?
Keraguanku belum terjawab
Kupinta ketulusanmu

By : Sukma Azkiyah

Siapakah Engkau?

Setiap aliran darahku
Kutujukan hanya untuk mengingatmu
Setiap hembusan nafasku
Kutujukan hanya untuk menghirup aromamu
Setiap detak jantungku
Kutujukan hanya untuk selalu disampingmu
Kucoba lupakan, kau datang…
Walau sedikit kata yang kau tulis
Bagiku sungguh berarti
Kuberharap…tak ada jawaban
Sukmaku bagai disayat-sayat
Apakah kau mengerti apa yang kurasakan?
Apakah kau merasakan sepertiku?
Aku bertanya padamu?
Jawablah…
Adakah setitik saja…
Ataukah segumpal…
Atau malah lebih dariku
Hanya Engkau Yang Maha Tahu
Kuharap do’aku kau dengar
Tuk mengungkap misteri dirinya

By : Sukma Azkiyah

Rindu...

Bayangmu…
Nampak jelas dimata
Mengingatmu…
Hanya membuat sakit didada
Kucoba tuk alihkan
Kucoba tuk lupakan
Tapi hadirmu selalu ada dibenakku
Hasratku semakin terus mengejarmu
Jiwaku selamanya merindukanmu
Mungkinkah…
Kita akan bersama lagi
Seperti waktu itu
Meski terbentang jarak yang memisahkan kita
Sekarang…
Hanya tinggal kenangan indah
Hanya tinggal impian semu
Kandaslah dunia nyataku
Padahal…
Ku ingin masuk didimensimu selamanya
Ku ingin memelukmu selamanya
Ku ingin mendekapmu selamanya
Tapi kutak bisa
Harapanku sudah berakhir, hanya do’a buatmu
Semoga kau ingat janjimu lagi

By : Sukma Azkiyah

Tentang Dirimu...

Begitu indahnya
Aku dalam dekapan cintamu
Dalam untaian kenangan terindah
Yang tak kuasa kulupakan
Yang tak dapat aku tepis
Kaulah segalanya bagi hidupku

Mungkin semua kata-kataku
Tak dapat menjelaskan
Apa yang kurasakan
Saat memandangmu
Mungkin kebenaran yang kuutarakan
Adalah sesuatu yang tak mungkin kau percaya

Mungkin kau tak tahu
Betapa berartinya dirimu untukku
Ada 1001 kata yang telah mengalir di benakku
Tapi tak satupun yang mampu kuucapkan
Yang pasti senyummu adalah titianku
Senyummu adalah cahayaku…

By : Sukma Azkiyah

Si Gadis dan Harapan

Jika aku belum nikah, kulamar kamu!”, kata laki-laki separuh baya pada seorang gadis di masjid tempat pertama kali mereka bertemu.
Si gadis hanya tersenyum simpul menanggapi perkataan laki-laki tersebut, padahal dalam hati gadis tersebut tidak mempersoalkan apakah dia sudah berkeluarga ataupun belum, semua hanya di pasrakan pada ALLAH SWT.
Setelah sesampai di rumah, gadis tersebut memikirkan perkataan laki–laki yang tidak terlalu lama di kenalnya, kecuali beberapa sifat–sifat baik & kesalehan yang sudah terekam jelas di otak si gadis dari teman-teman laki-laki itu.
“Ya allah jika memang jodoh ku adalah laki-laki separuh baya yang baru ku jumpai, aku iklhas menerima beliau apapun keadaanya. Aku akan berusaha menyayangi anak-anaknya seperti anakku sendiri. Aku akan membagi cintaku untuk beliau dengan istrinya.
Terangi rumah kami dengan NurMu agar kebahagian abadi bisa kami raih bersama”. Setiap hari tak henti-hentinya doa itu dipanjatkan padaNya. Semoga jawaban yang di berikanNya yang terbaik buat si gadis…… AMIN.

By : Sukma Azkiyah

PAHALA & CINTA

Kumulai langkahku dengan bacaan bismillahhirrochmaanirrochiim agar sempurna berkahnya, amin.
Assalamu’alaikum Wr. Wb…
Puji syukur tetap kita panjatkan kehadirat Allah SWT berkah limpahan rahmat ta’dimNya sehingga saya mampu mencoba memulai tulisan yang berjudul “PAHALA DAN CINTA” ini, yang Insya Allah dipersembahkan buat orang yang paling saya hormati dan sayangi. Sholawat serta salam tercurahkan keharibaan nabi besar Muhammad SAW, karena beliaulah sebagai uswatun hasanah, revolusi akbar umat manusia sehingga membimbing kita pada agama yang hakiki yakni addinul islam.
Bermula dari ziarah wali wolu, aku berangkat bersama jamaah. Kuluruskan niatku “Lii ridholloh…niat ingsun semata-mata hanya mencari ridho gusti Allah SWT”. Bolehkah ziarah kubur? Berdasarkan hematku, ziarah kubur bagi kaum laki-laki hukumnya sunah, artinya jika dilakukan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapat dosa. Namun bagi kaum hawa, hal itu dimakruhkan, dengan alasan karena perasaan perempuan lebih halus dan lemah dikhawatirkan mencucurkan air mata yang berlebihan sehingga lupa akan kekuasaan Allah SWT. “ innamal a’maalu binniyaati”, sesungguhnya amal perbuatan kita itu tergantung niatnya, jadi kita niatkan saja untuk mengingat akhirat sehingga bisa mencegah kita dari perbuatan kemaksiatan. Ziarah pertama dimulai dari sunan bungkul lalu sunan ampel (Raden Rahmat), maulana malik ibrahim, sunan giri, sunan drajat, sunan bonang (Syeh Maulana Makdum Ibrahim), sunan muria, sunan kalijaga, yang berakhir pada sunan pandan aran. Tepatnya ketika ziarah sampai pada kota tuban (sunan bonang), aku sempat simpati pada seseorang, sebut saja “Kakak”. Menurutku beliau orang yang baik, ramah dan dermawan, mungkin beliau tahu bahwa harta di dunia merupakan titipan Allah saja jadi dibelanjakan juga di jalan Allah. “Subhanallah…Maha Suci Allah, Sungguh mulia sekali hati beliau, terbuat dari apa ya?, Semoga Allah memudahkan segala urusannya dan memperlancar rizkinya, amin”, cetusku dalam hati. Dari tempat ziarah satu ke tempat ziarah lain aku hanya berusaha memusatkan fikiran, untuk meletakkan satu nama dalam hatiku yaitu Allah SWT. Jadi ingat syair lagunya Kang Opick “dihatiku kini penuh terisi segala tentang Allah…”. Melalui wali-wali Allah itulah agama islam bisa sampai ke pulau jawa, dengan berbagai macam cara, misalnya: melalui gending-gending bonang dll. Dan alhamdulillah ziarah wali wolu selesai, aku pun kembali ke rumah dengan segudang ilmu, pengalaman dan cerita yang ingin segera diberitakan di rumah.
Dua hari kemudian tibalah perjumpaanku dengan Kakak untuk kali kedua. Perbincangan kami telah sampai kearah sms dan telpon sehingga meski baru kenal serasa sudah mengenal seribu tahun. Hari berganti hari… kami pun seolah-olah sudah saling mengakrabkan diri, entah karena hatiku yang kalut karena “broken heart” atau memang Allah sedang menguji kami? Wallohhu a’lam.
Penyebab terjadinya insiden “broken heart” yang melandaku, dikarenakan dua bulan sebelumnya terjadi “miss communication” antara aku dengan mantanku, sebut saja Ico. Entah mengapa dia tak pernah perhatian seperti sebelumnya meski via sms atau telpon. Dan setiap aku sms atau telpon jawabannya tidak seperti biasanya. Malah kalimat dan bahasanya serasa membuat sakit dihati. Namun ku tak boleh su’udzon dulu padanya, mungkin dia sedang ada masalah dengan keluarganya atau kerjaannya. Atau mungkin sudah ada penggantiku dihatinya, ah smoga saja tidak. Mulai saat itu fikiranku sudah campur aduk…sumpek, sedih, jengkel, sebel, penat, bosan, malas. Aku bagaikan pepatah konyol “Hidup segan mati tak mau”, itulah diriku saat itu. Pada suatu sore, tak ada hujan dan tak ada angin, tiba-tiba dia sudah berada di teras rumahku. Namun dia harus menungguku tidak sebentar, karna tidak bikin janji dulu, maklumlah karena aku seorang PENGACARA alias “Pengangguran banyak acara”. Kata demi kata yang kami bahas semakin membawa pada pertengkaran hebat, anehnya alasan-alasan yang dituduhkan padaku tak masuk akal sama sekali…katanya aku sudah banyak kegiatan dan gak perhatian lagi lah, katanya aku selingkuh lah..karena Ico sempat baca sms-sms di handphoneku yang saat itu kebanyakan memang dari Kakak. Ah..kupikir hanya Ico aja yang cari-cari alasan untuk memutuskan hubungan ini. Aku mencoba menjelaskan sekuat tenaga, kucoba pertahankan..namun itu sia-sia saja, kuhanya mencoba menahan air mataku tapi tak bisa. Akhirnya sejak hari ini, 11 Juli cintaku pupus sudah. Kini hari-hariku hampa, siapa lagi yang akan mendengarkan keluh kesahku, derai tawaku, isak tangisku?... entahlah tak kuat rasanya. Namun aku merasa bahwa kehadiran Kakak membuatku tetap bertahan dan berusaha melupakan segala kenangan dengan Ico, seperti yang tertulis pada beberapa bait lagunya Vagetoz “Kehadiranmu” : Hadirnya dirimu berikan suasana baru, kau mampu tenangkan aku disaat risau dalam hatiku. Lembutnya sikapmu meluluhkan hati ini, terbuai aku terlena oleh dirimu. Jantungku berdetak saat engkau ada didekatku, mungkinkah diriku telah jatuh cinta pada dirimu. Sebisa diriku mencoba untuk melupakanmu, namun ku tak bisa kau pun slalu ada dalam hatiku. Dan biarkan semua mengalir apa adanya kuyakin kau pun pahami perasaanku.
Minggu pun berganti bulan…
Jujur, astagfirullah, aku kok mulai suka dengan segala gangguan Kakak, smsnya, telponnya, lucu-lucunya, perhatiannya dll. Apakah aku sedang jatuh cinta?. Benarkah aku mencintai Kakak?. Mengapa perasaanku seperti ini?, fikiranku pun tak karuan. CINTA? Seringkali kata ini disebut, jiwaku pun bergetar, terbuai oleh perasaan indah. Cinta bisa membuat orang menjadi gila, lapar jadi kenyang, sedih jadi hilang, sakit jadi sembuh, ato apalah sampai-sampai khalayak mengatakan kalau cinta di depan mata, “dunia milik berdua” ato “tai kucing rasa coklat”. Orang yang di mabuk cinta seakan tak puas bila tak bermandikan air hujan nan bersih suci, di siram oleh tangan kasih sayang. Dan ia pun seakan terbang nun di atas sana. Menerobos hujan yang tenang, melambai gemulai, indah dan bersiramkan wangian misik. Ia menghimpun orang yang di cinta ke arena keharuman wewangian, membawanya mengelilingi harumnya winflower. Manis, indah…oh sampai segitunya ketika orang sedang jatuh cinta. Harapanku makin melambung jauh, kurasa Kakak pasti akan rajin mengikuti kegiatan-kegiatan islami kalau aku yang ngajak.
Doa yang selalu kupanjatkan ketika menghadap kekasih hakiki, Ilahi Robbi Allah Azza Wa jalla :
Yaa Allah…
Jika memang Engkau takdirkan dia akan menjadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami, agar kemesraan itu abadi
Seiringkanlah kami melayari bahtera hidup ini, ketepian yang sejahtera
Tetapi Yaa Allah…
Seandainya telah Engkau takdirkan dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku
Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta Yaa Allah Yaa Tuhanku Yang Maha Mengerti…
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh kedada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa bahagia walaupun tanpa dengannya
Yaa Allah…
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya
Yaa Allah Yaa Tuhanku…
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui segala yang terbaik buat hambaMu ini
Yaa Allah…
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang dloif ini
Jangan Engkau biarkan aku sendirian di dunia ini maupun di akhirat kelak
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau Ridhoi
Amin…Yaa Robbal ‘Alamin.

28 Juni
Pertemuanku dengan Kakak di sunrise city untuk kali pertama. Namun tidak hanya berdua saja, tapi bersama Mas Yud temen Kakak yang sangat setia. Seneng rasanya.. hilang penat dan gundah seketika.

29 Juni
Selamat ulang tahun sayang, semoga panjang umur, sehat selalu dan selalu sukses dalam rizki dan karir, dan tak lupa selalu sayang sama aku, doaku dalam hati ketika kududuk dalam bus yang sedang melaju kencang menapaki tol panjang menuju ke kota apel-malang karena jenguk bude sakit. Ditengah perjalanan kudengarkan nyanyian anak jalanan “Syukur kepada Allah” by Opick. Subhanallah meski mencari nafkah dari bus ke bus namun nampak wajah kealiman dari anak itu. Mungkin Allah akan memberikan pahala buat anak itu, amin semoga saja. PAHALA? Kata ini selalu bergandengan dengan kata DOSA, entah memang sudah jodohnya atau gimana langsung saja kita telusuri. Pahala merupakan Reward dari Allah SWT yang diberika kepada kita, karena kita melakukan sesuatu yang bermanfaat kepada diri kita sendiri maupun makhlukNya yang lain. Kurasa pahala Kakak banyak sekali, dari beliau kuteladani kedermawanannya. Dan itu mungkin merupakan ungkapan sukurnya selain melalui lisan dengan mengucap “Alhamdulillah”. Lain syakartum la azidannakum, wa lain kafartum inna adza bi lasyadiid : Barang siapa yang bersyukur kepadaKu, akan kutambahkan nikamatmu dan barang siapa yang tidak bersyukur padaKu sesungguhnya adzabKu sangat pedih, bunyi dalil naqli surat ibrahim. Sedangkan dosa merupakan bentuk Punishment yang diberikan Allah kepada kita karena kita melakukan sesuatu yang membawa mudharat pada diri kita sendiri maupun makhluk Allah yang lain. Jadi pahala dan dosa merupakan rumus alam yang berbanding terbalik.

30 Juni
Hari ini aku nonton untuk yang kedua kalinya bersama Kakak, tapi sayang filmnya gak begitu bagus. Tapi yang namanya AKU, film apa aja ya suka..memang “Magifi” alias manusia gila film. Kuberikan kado yang telah kupersiapkan sejak tiga hari yang lalu. Memang harganya tak seberapa tapi manfaatnya sangat besar sekali bukankah “Khoirunnas yanfa’ulinnas”, sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Semoga Kakak senang dengan kado ini, cetusku dalam hati.
Hari-hari bersama Kakak, meski hanya via voice, aku semakin mengagumi sosok Kakak. Dimataku, kakak merupakan sosok pekerja keras yang tak kenal lelah baik dalam hal duniawi maupun ukhrowi, terlepas dari kebohongan yang kami jalani. Seperti dalam suatu hadis Nabi Muhammad SAW “I’mal li dunyaka ka-annaka ta”isyu abaadan, wa’mal li akhirotika ka-annaka tamuutu ghodan”, bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan beribadalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok. Itulah Kakak…

9 Juli
Hari ini kutemui Kakak di surise city, untuk yang kedua kalinya kami bertemu disana. Rasa rindu terobati seketika, karena apa yang kulakukan saat itu diluar batas fikiranku. Aku tak pernah melakukan itu sebelumnya. Tapi anehnya ketika itu kubagai terbius tak berdaya didalam kepalsuan singgasana cinta. Memang benar ketika ada dua orang lelaki dan perempuan yang bukan muhrim berada pada suatu ruangan, maka orang ketiga adalah “SETAN”. Muhrim maksudnya adalah orang yang haram untuk dinikahi.
Hari berganti hari mengapa hatiku bertambah resah, gelisah, gundah? Apakah ini tanda-tanda bahwa Allah Azza Wa Jalla telah mencabut nikmatku ketika berdekatan denganNya. Mungkin...karena kurasakan dari yang tidak biasanya. Kualitas ibadahku menurun, tidak bertambah ilmu yang dapat membuatku takut padaNya bahkan justru maksiatpun sudah kulakukan, dan anehnya aku malah senang melakukannya tanpa merasa rugi sedikitpun. Subhanalloh…

14 Juli
Hari ini kucoba katakan pada Kakak, bagaimana kelanjutan hubungan kami. Bagiku kata cinta..sayang..sangat berarti sekali. Tapi apakah Kakak berfikiran sama denganku?, karena dia dengan begitu mudah melafalkannya. “Cinta itu tidak selamanya memiliki, apalagi jarak kita terlalu jauh dan sesuatu yang tidak mungkin terjadi dan suatu saat akan berakhir…Cinta Tanpa Berujung”, itulah kalimat Kakak yang selalu melekat difikiranku. Sejak itulah keraguanku padanya sedikit demi sedikit mulai membara. Kutawarkan perpisahan? Dia pertahankan...sebenarnya apa yang dia mau dariku? Cantik?...nggak, malah “black” dan masih banyak wanita-wanita lain yang lebih dariku segalanya. Tajir?...malah nggak banget, karena aku hanya anak dari pedagang, yang biasa hidup pas-pasan. Pinter?...nggak juga, apa yang harus kulakukan saat ini aja aku bingung. Saat ini Ku hanya gadis bodoh yang tak tahu apa yang harus kuperbuat. Duh Gusti…siapakah aku? Rasanya aku tak mengenal diriku lagi. Parfum funny imoet dan jam tangan yang sangat anggun diberikan Kakak padaku..entah karena dia dapat rizki lebih ato sebagai permintaan maaf akupun nggak faham, tambah gak enak hati. Setelah menerima pemberian dari Kakak aku malah sedih..meski dihadapan orangnya kuberusaha menerima dengan senang hati. Begitu banyak pemberian Kakak padaku, bagaimana caraku membalas semua kebaikannya itu?. “Apa yang difikirkan Kakak tentangku? Apakah dia berfikir kalo aku ini memang gadis yang gak bener? Yang suka seseorang karena mengharap materi saja..semoga saja tidak”, kutepis prasangka burukku terhadap Kakak.

19 Juli
Sudah tiga hari ini tidak ada komunikasi dengan Kakak, kucoba merenung dan menenangkan diri untuk bisa membuat keputusan terbaik. Kuberanikan diri untuk mengakhiri semua ini. Alhamdulillah, kebohongan itu tidak bisa singgah lama dihatiku, meskipun hati ini bagai disayat-sayat pedang rasanya, biarlah bagai nyanyian saja “Cinta dalam hati”. “Kenapa kulakukan semua ini?”, kucoba bertanya pada hati kecilku, padahal aku sangat sayang dia. Kutemukan jawabannya ketika telah kuselesaikan membaca buku yang berjudul “QUANTUM IKHLAS” karangan Erbe Sentanu. Jawabannya tak lain karena kumulai belajar mengikhlaskan sesuatu, berserah diri, menyerahkan segala pikiran dan perasaan kembali pada sumbernya yaitu Allah SWT. Kucoba bertanya tuk kedua kali pada hati kecilku “Mengapa kulakukan semua ini? Padahal ku sangat cinta dia”. Karena ini merupakan salah satu bentuk sayang dan cintaku pada Kakak, merelakan orang yang kucintai bahagia dengan orang yang sangat dicintai dan disayanginya…memang benar “CINTA TAK HARUS MEMILIKI”. Aku sadar niatan-niatanku tidak lagi karena Allah, tetapi justru ada maksud lain. Astagfirullah… semoga Allah mengampuni segala khilafku. “Al-insanu mahallul khotto’ wa nisyan”, manusia tempatnya salah dan lupa. Jadi wajar sekali kita sebagai manusia terpeleset ke jurang dosa, namun harus bangkit dengan “Taubatan nasuha”, taubat sunggguh-sungguh : menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki diri kembali ke jalan yang hak serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Bagiku hidup ini bagai gaung di pegunungan, apa yang kita bunyikan suara itu pulalah yang akan kembali pada kita, maksudnya segala apa yang terjadi pada diri kita adalah buah dari apa yang kita lakukan.
Apakah tujuan akhir dari perjalananku ini? Tak lain hanya untuk bersatu dengan sang kholik. Namun, jangan sampai salah kaprah dalam merealisasikan dalam hidup ini, sehingga terjadilah seperti Syeh Siti Jenar, berbuat apa saja dengan mengatasnamakan Allah. Na’udzubillah…
Memang kita bersatu dengan Allah, tetapi kita bukan Allah, dan Allah bukan kita. Caranya adalah dengan menghambakan diri kita dan mencontoh semua sifat-sifat dan perbuatanNya. Pasrahkan hidup kita sepenuhnya kepadaNya saja dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Contohnya seperti ini : Allah mempunyai sifat Rochman (pengasih) dan Rochim (penyayang). Dia memperlakukan makhlukNya dengan segala kasih sayang dan sangat pemurah. Dia tidak pernah membedakan siapa pun dalam memberikan rizki dan karunia. Yang Dia lihat adalah usaha yang mereka lakukan. “Man jadda wa jadda”, barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya.
Jadi ingat tulisan yang pernah kubaca:
Kadang aku ketawa sendirian…
Ngapain..aku musti sembunyi berkhalwat dalam kegelapan, sampai pulang kemalaman, alih-alih salah alamat tujuan
Kadang aku ketawa sendirian..
Ngapain..musti colak-colek remot sendirian
Ketawa sendirian
Bete sendirian
Sebel sendirian
Nangis sendirian
Nyaci sendirian
Kadang marah pada bangku tak bertuan
Sampai lupa bahwa izroil melihatku dari kegelapan, menggosok palu dan meriam
Hidup ini serius, namun kuanggap sebagai permainan
Hidup ini perjuangan, namun kuanggap sebagai rutinitas harian
Hidup ini penderitaan, namun kuanggap sebagai kesenangan
Kadang aku ketawa sendirian..
Begitu banyak aktifitasku yang tersia-siakan
Sementara aku telah menganggap diriku telah berbuat kebaikan
Aku merajut, padahal sebenarnya aku menguraikan benang islam
Aku membangun, padahal sebenarnya aku meruntuhkan pondasi islam
Aku meninggikan, padahal sebenarnya aku membanting islam
Aku memuliakan, padahal sebenarnya aku menghujat islam
Aku menghidupkan, padahal sebenarnya aku membantai islam
Dan mereka pun mengenalku, tak ubahnya generasi-generasi tak beriman dan berlumur dosa
Dan mereka pun mengenalku, tak ubahnya generasi yang mudah berganti peran..kadang iman dan kadang pada kekafiran
Kini aku tahu dan sadar, masalahnya bukan sekedar kemubahan, keharaman atau kemaksiatan. Tapi manakala kutulis kembali tujuan kehidupan..maka masalahnya adalah tiada waktu dan kesempatan untuk kembali kerjakan semua yang telah aku tertawakan, karena dihatiku kini penuh terisi segala tentang Allah Azza Wa Jalla.
Aku bersyukur, Dia masih berkenan menunjuki langkahku yang sempat nyaris menyimpang. Suara mesin pabrik yang selalu meraung mengiringi setiap hari-hariku mendadak senyap. Lamunanku buyar. Sudah pukul tiga pagi. Bergegas aku bangkit dari tempat tidur. Kulalui malam yang tersisa dalam kenikmatan sholat tahajjud, dzikir dan qiro’atil qur’an. Kurasakan aliran nikmat yang sejuk mengalir dihatiku. Setetes air mataku jatuh di permukaan pipiku. Suara adzan subuh semakin menyadarkanku pada panggilan Allah, seolah-olah Dia ada didekatku dan siap kuadui berbagai macam masalah. Hanya Dia lah tempat yang paling tepat untuk mengadu bagi semua makhlukNya, Vivat : Allahhu Akbar…!


“ANA UHIBBU ILAIKA YAA HABIBI”


By : Sukma Azkiyah